Grobogan Tempo Dulu dan Sekarang

April 12, 2005 at 2:54 pm 49 comments


SUKISNO, karyawan pabrik sirup di LIK Candi Jl Gatot Subroto Semarang, seringkali jengkel setiap kali teman-teman kerjanya mengomentari daerah asalnya. “Oh, Grobogan. Apakah jalannya masih rusak?,” ujar pemuda berusia 26 tahun yang berasal dari Kelurahan Kandangan, Purwodadi, Grobogan, ketika menirukan ucapan seorang kawannya.

Kawan yang lain menimpali, ”Bagaimana dengan banjir di sana? Kemarin aku lihat di televisi, Grobogan kembali dilanda banjir”. Aha, jalan rusak dan banjir sudah identik dengan kabupaten ini, dan itu sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum pemberlakuan era otonomi daerah.

Kalau kita naik becak di sekitar Jl Kaligawe, atau perbatasan Mranggen-Pedurungan, Semarang, kemungkinan besar lelaki yang mengayuh becak itu adalah warga Grobogan yang boro di Kota ATLAS. Jumlah penarik becak, maupun buruh pabrik, asal Grobogan di Semarang memang cukup banyak. Kalau mau ditelusuri lebih jauh, tidak sedikit pula warga daerah itu yang merantau ke Jakarta, bahkan menjadi TKI di luar negeri.

Apa yang bisa disimpulkan dari narasi di atas? Kemiskinan memang melekat erat pada kabupaten serta sebagian besar warga daerah ini. Bahkan pada awal pelaksanaan otonomi daerah, Grobogan tercatat sebagai daerah termiskin nomor dua di Jawa Tengah.

Setiap kali mendengarkan lagu Termiskin di Dunia, yang dilantunkan penyanyi dangdut Hamdan Att, kawan-kawan Sukisno di pabrik sirup itu seringkali memelesetkan syairnya menjadi ”termiskin di Jateng”.

”Itu jelas ditujukan kepada saya, juga Grobogan. Tetapi, ya… mau bagaimana lagi, wong keadaannya memang begitu. Kalau tidak begitu, mana mungkin saya bekerja di Semarang?,” ujar Sukisno.

Lumbung Padi

Kenyataan ini menjadi sebuah ironi bagi daerah yang luas wilayahnya 197.586 ha, dengan jumlah penduduk 1.360.908 jiwa itu. Melihat wilayahnya yang sangat luas, bahkan terluas kedua di Jawa Tengah setelah Cilacap, sebenarnya banyak potensi alam yang bisa dikembangkan di daerah ini.

Potensi terbesar masih di sektor pertanian. Grobogan sejak dulu dikenal sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jateng setelah Cilacap. Areal persawahannya seluas 60.349 hektare, atau sekitar 6,04 persen dari seluruh lahan sawah di Jateng. Ini juga angka tertinggi kedua di Jateng setelah Cilacap.

Produksi kedelai dan kacang hijau menempati urutan kedua di Jateng, bahkan menjadi sentra penghasil jagung terbesar. Selain tanaman pangan, Grobogan juga menjadi sentra produksi buah-buahan di Jateng, terutama mangga, belimbing, dan pisang; tanaman perkebunan (tembakau, kapas, dan kelapa hibrida), serta sentra peternakan sapi potong, kambing dan kerbau.

Di bidang pertambangan, kabupaten ini memiliki deposit besar untuk batu gamping, pasir berbatu (sirtu), tanah liat, gipsum, dan phosphat. Belum lagi potensi pariwisata seperti Bleduk Kuwu, Air Terjun Widuri, dan Api Abadi Mrapen, atau Waduk Kedungombo yang menjadi milik Pemprov Jateng).

Sayangnya, masih banyak hal yang belum tergarap secara maksimal. Fakta ini menggelisahkan Bupati H Agus Supriyanto SE dan Wakil Bupati Bambang Pujiono SH, yang dilantik pada 12 Maret 2001, atau sekitar dua bulan lebih setelah pemberlakuan era otonomi di Indonesia.

Ketika itu, jumlah penduduk tercatat 1.337.130 jiwa, dan 455.232 orang (34,05%) di antaranya tergolong miskin. Pendapatan perkapita/tahun berdasarkan harga konstan pun amat rendah, yakni Rp 557.181,07 (2001), yang tercatat sebagai angka terendah di Jateng. Angka tersebut berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang waktu itu hanya sebesar Rp 18,45 miliar.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) juga rendah. Angka Partisipasi Murni (APM) warga yang melanjutkan pendidikannya ke SLTA hanya 9,93 persen. Sedangkan APM-SD dan APM-SLTP masing-masing 82,52 dan 51,71 persen. Artinya, sebagian besar warga Grobogan hanya lulusan SD atau SLTP.

Kendala SDM inilah yang menyulitkan Pemkab dalam mengolah potensi sumber daya alam yang sebenarnya berlimpah. Kondisi ini makin diperburuk dengan banyaknya jalan rusak. Bayangkan saja, dari 213.246 km jalan provinsi, hanya 18.700 km (8,8 %) saja yang keadaannya masih baik.

Selebihnya, 126.666 km (59,4 %) dalam keadaan tidak baik, bahkan 67.880 km (31,8 %) dalam keadaan kritis. Belum lagi kalau melihat kondisi jalan kabupaten yang totalnya mencapai 880.100 km, yang sebagian besar dalam keadaan rusak dan rusak berat.

Ekonomi Kerakyatan

Di awal pelaksanaan otonomi daerah, Pemkab Grobogan masih berkonsentrasi pada upaya-upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada penggalian potensi daerah, kekayaan alam, dan kreativitas SDM. Prioritas ini mensyaratkan dua hal, yaitu peningkatan kualitas SDM dan penggalian sumber-sumber pendapatan potensial daerah.

”Untuk meningkatkan kualitas SDM, kami melakukannya lewat sistem education for all (pendidikan untuk semua) dan option for the poor (berpihak kepada rakyat miskin),” kata Agus Supriyanto.

Sedangkan penggalian potensi pendapatan daerah masih difokuskan di sektor pertanian, terutama melalui intensifikasi dan pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian. ”Upaya ini dapat memberikan nilai tambah kepada para petani, sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Kehutanan dan Perkebunan, Ir Edhie Sudaryanto.

Secara perlahan tapi pasti, dalam empat tahun terakhir terjadi pergerakan pada sejumlah indikator ekonomi di Grobogan. Jumlah PAD meningkat menjadi Rp 37,04 miliar atau naik 100,76 persen dibandingkan kondisi awal di tahun 2001. Begitu pula jumlah APBD yang pada tahun 2001 baru sebesar Rp 294,72 miliar, tahun ini melambung menjadi Rp 447,26 miliar.

Sedangkan APM-SLTA yang semula 9,93 persen bisa ditingkatkan menjadi 21,19 persen. APM-SLTP juga mengalami peningkatan dari 51,71 menjadi 58,13 persen. Tapi harus diakui, kenaikan pesat belum terjadi dalam pendapatan perkapita/tahun. Sebab kenaikannya dibanding tahun 2001 hanya 9,8 persen, sehingga pada akhir 2004 tercatat Rp 611.968,49.

Jumlah warga miskin juga relatif masih tinggi, yaitu 29,03 persen (395.085 jiwa) dari jumlah penduduk kabupaten. Namun, sebagai sebuah proses, upaya-upaya Pemkab mulai berjalan di atas rel yang benar. Apalagi sekarang Grobogan tidak lagi menjadi daerah termiskin di Jateng, karena sudah berada di peringkat ke-18 dari 35 daerah kota/kabupaten di provinsi ini.

Persoalannya, sang ”masinis” perlu mengendalikan lokonya secara lebih cepat, supaya gerbong-gerbong yang ditariknya dapat melaju dengan kencang. Prioritas mendesak adalah memperbaiki kondisi jalan yang rusak, agar para investor mau berdatangan dan ikut terlibat dalam menggarap potensi daerah atau sumber daya alam yang sebenarnya berlimpah. (sumber Suara Merdeka)

Entry filed under: Artikel Purwodadi, Potensi, Seputar Grobogan, Seputar Purwodadi. Tags: .

Petani Tembakau Grobogan Tuntut Pemda Daftar Kode SMTA Grobogan

49 Comments Add your own

  • 1. Annisa  |  September 23, 2008 at 9:07 am

    Wah, sy jd byk tau ttg grob. Trm ksh!

    Reply
  • 2. admin smpn6  |  September 23, 2008 at 9:26 am

    asyik

    Reply
  • 3. herman  |  October 24, 2008 at 8:00 pm

    purwodadi dalani bletok——– dadi tok

    Reply
  • 4. rivafauziah  |  October 25, 2008 at 10:21 am

    Purwodadi Banjir – Sudah biasa

    Reply
    • 5. joko  |  September 12, 2009 at 4:13 am

      masak seh purwodadi bisa banjir

      Reply
  • 6. UMRAH RAMADHAN HIKMAH  |  October 25, 2008 at 6:45 pm

    mas panjenengan dari mana asale, taraman/ salam kenal njih..

    Reply
  • 7. Anonymous  |  November 22, 2008 at 7:55 am

    pye kbre saiki PRWDDI kok sue tnan aku drung muleh nang PRWDDI

    Reply
  • 8. GROBOGAN TEMPO DULU danSEKARANG « Kheron’s Blog  |  February 19, 2009 at 2:07 am

    […] Grobogan Tempo Dulu dan Sekarang […]

    Reply
  • […] Ditulis oleh anjartiono11 di/pada Maret 27, 2009 […]

    Reply
  • 10. ahmad saifudin  |  May 5, 2009 at 3:31 am

    mas ayo kita kembangkanpurwodadi

    Reply
    • 11. Anonymous  |  January 14, 2011 at 6:45 am

      purwodadi perlu adanya pembenahan yang menjadikannya maju. entah kedapan ataupun kebelakang yang pasti mari kita sama-sama bergotong royong memajukannya.
      untuk langkah awal, saya mengusulkan diadakannya pempublikasian terhadap seluruh warga grobgan, agar mau bekerja dengan giat dan menggunakan semua fasilitas dari allah yang melimpah ruah di gropbogan ini. memilih seorang pemimpin yang bukan hanya menjadi kucing. lihat saja, bupati sekarang hanya menggunakan pangkatnya biar dihirmatin oleh warganya. enmtah apa yang dipikirkan oleh kucing tsb. dan masih banyak lainnya yang masih bisa dibenhai dbersama-sama.

      Reply
  • 12. ahmad saifudin  |  May 5, 2009 at 3:33 am

    saya yakin purwodadi akan menjadi sebuah kota yang berkembang. jika kita bersama-sama membentuk sebuah komunitas yang disana benar-benar memikirkan grobogan. ayo, jangan hanya teriak ada mati lampu dirumahmu, tetapi marilah kita bersama-sama menghidupkan lilin untuk mmendapatkan secercah cahaya. grobogan maju,bersemi yes. yang baca tulisanku ini mohon untuk menghubungi saya 085728161706. nuwun.

    Reply
    • 13. yumi estetika  |  November 7, 2009 at 6:18 pm

      aku juga ikut prihatin,,,,,,

      Reply
  • 14. abdul gofur  |  May 19, 2009 at 8:25 am

    sebenarnya grobogan itu kaya akan hasil hutan kenapa kehidupan masyarakatnya masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan dan kurangnya lapangan kerja di kota tercinta ini tanx

    Reply
    • 15. wulan  |  December 21, 2009 at 6:31 am

      maka dari itu, kita sebagai generasi Gobogan BERSEMI ayo kita bantu pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan ok…

      Reply
  • 16. Hamzah  |  August 7, 2009 at 2:39 am

    Kl pengen tau grobogan sekarang.pokoe jos..

    Reply
    • 17. dzarmono  |  August 9, 2009 at 3:38 pm

      Kang hamzah.. benar.. grobogan sak iki jos gandos! **kapan yo aku mudik.. nunggu bulan depan sekalian mudik lebaran.. he..hee

      Reply
  • 18. joko  |  September 12, 2009 at 4:10 am

    bentar lg ke purwodadi…..

    Reply
  • 19. joko  |  September 12, 2009 at 4:11 am

    siapa yg mau bareng mudik ke purwodadi bareng yuk

    Reply
  • 20. Zainal  |  October 20, 2009 at 9:24 am

    I am coming Purwodadi…

    Reply
  • 21. heru widiyatmoko  |  October 24, 2009 at 3:46 am

    wak boleh kenalan tak

    Reply
  • 22. heru widiyatmoko  |  October 24, 2009 at 3:48 am

    jalan di desaku padas kok gt terus kapan nich bapak bupati mau kepadas, jalan kami udah bisa dibikin kolam ikan setiap musim hujan

    Reply
  • 23. MBOM2  |  October 31, 2009 at 6:22 pm

    aku wong danyang ,salam knal wae. . . . ,!

    Reply
    • 24. wulan  |  December 21, 2009 at 6:29 am

      salam kenal nggih mas aku wong temon

      Reply
  • 25. wulan  |  December 21, 2009 at 6:25 am

    aku jadi kangen sama tempat kelahiranku alias grobogan indah heeee, walapun sekarang aku di jakarta , grobogan tetap di hati ko….

    Reply
  • 26. wulan  |  December 21, 2009 at 6:28 am

    buat temen – temen di grobogan i misss u 4ever…..

    Reply
  • 27. ika fibriyanto  |  February 7, 2010 at 11:53 am

    kepada perhutani jika membaca tulisan saya,mohon dengan sangat hutan2 yg ada didaerah grobogan tolong dijaga dengan baik sesuai dengan tugas anda,sebagai masyarakat dekat hutan saya merasa prihatin dengan keadaan hutan sekarang,malah mandor hutanya yg ngasih contoh yg ga bagus seharusnya menjaga ini malah menebangi kayu seenak udelnya,tapi ya ga semua mandor mungkin.

    Reply
  • 28. Dhen baguse eko S  |  April 16, 2010 at 2:08 am

    Purwodadi mempunyai banyak tambang emas, tetapi kenapa rakyatnya banyak yang miskin. misalnya ada yang mau memprakarsai menanam empon-empon di lahan hutan ( bawah tegakan pohon jati ) apa lagi jika ini diprakarsai oleh Dinas/Instansi terkait cuma permasalahannya ada ndak yang brani………??????

    Reply
  • 29. Arie  |  July 6, 2010 at 6:45 am

    Aku dari Jakarta, Istriku asli kelahiran Grobogan, Orang tua dan keluarganya juga masih banyak tinggal di sana, kami menikah tahun 2005.Kami bertemu di Yogyakarta ketika sama-sama kuliah di sana.

    Kesan pertamaku tentang Grobogan, Jalannya rusak (dari arah Solo),..jauh, sepi…, secara ekonomi masih sangat kekurangan…kulihat sapi tinggal di dalam rumah…hihi hebat ya…
    Sempat sedih sih lihat kota Purwodadi yang kecil dan gak menarik banget. Kayaknya cocok jadi kota pensiunan. Maksudku buat org purwodadi/grobogan yg bekerja di luar kota setelah pensiun bisa kembali dan hidup tenang di kota ini.

    Waktu terus berjalan dan kini aku sudah punya dua orang anak, 5 tahun sejak pernikahan kami, ternyata purwodadi juga terus berbenah dan sekarang lumayan apik lah.

    Sungguh banyak sebenarnya potensi kabupaten ini, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakatnya mau bahu-membahu bekerja keras membangunnya.

    Dari SDM nya yg aku tahu tidak sedikit kok orang-orang pintar lahir dan besar dari kota/kabupaten kecil ini. Gak usah jauh-jauhlaah…kakak-kakak iparku cukup berhasil…

    Mungkin diantara anda para pembaca atau anda pemilik blog ini pernah mendengar atau membaca buku “MENCARI SUPRIYADI”, “BUNG KARNO MENGGUGAT”, “MEMBONGKAR SUPERSEMAR” dan masih banyak lagi… Penulisnya berasal dari grobogan, Seorang Ahli Sejarah, Dosen Perguruan Tinggi ternama di Yogyakarta.

    Satu contoh kecil ini mungkin akan membantu kita semua bahwa dari kota/kabupaten kecil dan miskin ini juga melahirkan banyak orang berprestasi tidak saja di tingkat nasional tapi juga internasional, Mungkin jarang yng tahu dan mendengar bahwa salah satu anak desa dari grobogan pernah menduduki jabat “PRESIDEN MAHASISWA KATHOLIK SE DUNIA” yang berkedudukan di Paris Perancis dan menjabat selama 2 periode, iya..khan? … dan dia juga salah satu kakak iparku.

    Saya yakin dan percaya mualai hari ini dan ke depan Grobogan akan menjadi lebih maju…banyak kawan-kawan, adik dan kakak tingkatku Alumni STPDN yang bertugas di sana… semoga mereka terus berjuang dan berkomitmen membangun kota/kabupaten dan masyarakat grobogan..

    CINTAKU TELAH KULABUHKAN…CINTAKU TELAH MENGIKAT..CINTAKU KHAN TETAP MELEKAT….

    PADAMU JUA CINTA KU SANDARKAN…..

    MAJU…BERCAHAYALAH….MESKI KECIL TAPI KAU HARUS BERSINAR…

    Reply
  • 30. catur suyoto  |  July 11, 2010 at 4:52 am

    aku kngen ma tmen2 di kampungku, tpi mengapa dh bnyak yg berubah ga spti yg dlu lgi mending ke positif ni ke negafif
    kampungku yg berduka, generasi yg acak-acakan

    Reply
  • 31. Romadhon  |  March 4, 2011 at 4:34 am

    I Love Grobogan

    Reply
  • 32. kucungbawuk  |  September 9, 2011 at 4:25 am

    menowo bener olehe ngelola, yo mesti apik hasile. kalau pengelolane bermental tikus yang suka merampok harta negara, yo bakalan bubrah.
    buat perampok, penjarah, penilep harta negara, kudoakan semoga lekas sadar, tobat, kalau tidak menyesali perbuatanya dan berubah pasti akan terima akibatnya. t3rkutuk, laknat, bangs444t………..

    Reply
  • 33. s  |  September 13, 2011 at 2:12 am

    Jumlah warga miskin juga relatif masih tinggi, yaitu 29,03 persen (395.085 jiwa), ya masih bagus lah berani mengakui / jujur dalam memberikan data terutama data yang kurang berhasil biasanya birokrasi suka menyulap data karena takut bila dikatakan tidak berhasil. untuk masalah jalan lihat saja jalan antara Danyang sampai Kuwu, begitulah keadaanya rusak parah dulu isue tanah gerak begitu jalan baru dibangun rusak wajar karena tanahnya gerak tapi sekarang dengan adanya teknologi betonisasi sama saja jalan baru dibangun juga hancur, sekarang malah lebih parah trus sekarang mau alasan apa lagi……….

    Reply
  • 34. sunardi  |  September 13, 2011 at 2:16 am

    Jumlah warga miskin juga relatif masih tinggi, yaitu 29,03 persen (395.085 jiwa), ya masih bagus lah berani mengakui / jujur dalam memberikan data terutama data yang kurang berhasil biasanya birokrasi suka menyulap data karena takut bila dikatakan tidak berhasil. untuk masalah jalan lihat saja jalan antara Danyang sampai Kuwu, begitulah keadaanya rusak parah dulu isue tanah gerak begitu jalan baru dibangun rusak wajar karena tanahnya gerak tapi sekarang dengan adanya teknologi betonisasi sama saja jalan baru dibangun juga hancur, sekarang malah lebih parah trus sekarang mau alasan apa lagi……….

    Reply
  • 35. meylan rahmadi  |  February 10, 2012 at 6:32 am

    Yng penting groboganku jangan dsampe jadi kota terkorupsi no2 di jawa tengah, ga pa2.. saya dari jauh selalu mendoaakan desa kelahiranku, disanalah aku menimba ilmu dan kini bersaing dengan orang kota , ane jadi PD walaupun ane kere,…….
    salam dari saya yang ada di Singapore, cah jetis soponyono

    Reply
    • 36. win  |  September 23, 2013 at 8:06 pm

      wah hebat sampean bisa sampe singapura,…. tak melok to kang sopo ngerti iso jd wong gedean,….( sukses )

      Reply
  • 37. Zaenal Arifin  |  October 4, 2012 at 10:03 am

    biar bagaimanapun aku tetep bangga sama Purwodadi,itu adalah kota kelahiranku dan aku di besarkan di sana.sekarang aku dah lama tinggal di Cimanggis Depok
    salam aku asli dari Jagalan Utara

    Reply
  • 38. Jerman londo  |  October 28, 2012 at 12:41 pm

    cimanggisnya dimana, saya juga di cimanggis nich.
    sejak agustus 2003 saya ga pernah pulang ke grobogan, mungkin orang grobogan/purwodadi juga banyak sekali yg tahu nama kampung saya, “kampung sasak”. ya begitulah, saya sendiri pada saat itu ya termasuk dari segelintir orang yg bisa mengenyam pendidikan sampai sma.

    entah gimana bentuknya kampung itu sekarang, hati ingin pulang, tapi kesempatan sepertinya telah melayang,

    Reply
  • 39. niqo  |  February 1, 2013 at 3:06 pm

    sawaeh bagus ,,, ada foto lain gak?????

    Reply
  • 40. Ryan Perdana  |  March 19, 2013 at 7:52 am

    Aku cah wirosari, golek pangan nang yugjo.. ^.^

    Reply
  • 41. agus  |  April 13, 2013 at 6:20 am

    aku cah tambakselo pindah domisili nang aceh

    Reply
  • 42. Soetar  |  August 20, 2013 at 12:16 pm

    Purwodadi Grobogan adalah tempat kelahiranku, ketika saya hrs memperjuangkan untuk kehidupan yg Lebih baik Dari kondisi ketika itu yang sangat terbatas dalam segala kekurangannya .dengan kekuatan yg minimal maka saya langkah kan kaki yg ketika itu masih sangat belia dan memiliki cita-cita ingin membangun Purwodadi Grobogan yg sangat ketertinggalan Dari Kabupaten yang Ada di jawa tengah.Pertanyaanya adalah apakah purwodadi bisa maju pesat Dan menjadi Kabupaten terbaik di seluruh Indonesia ?
    Jawabnya perlunya Uraian menyeluruh terhadap Bagaimana membuat terobosan menciptakan lapangan pekerjaaan Bagi masyarakatnya yang saat ini di pandang tertinggal Penciptaan SDM khususnya pendidikan pada strata SLP ,SLA , Akademi,strata I strata II bahkan pada jenjang Strata III Hal ini sangatlah tidak mudah namun perlu suatu upaya oleh Pemerintah Daerah dalam peningkatan pendidikan dimulai SD,SLP,SLA gratis dengan biaya APBD yang merupakan Syarat wajib Dari seluruh strata masyarakatnya .selanjutnya mencari peserta didik yang berbakat dan melalui uji kompetensi yang tersaring dan ternyata keluarga tidak mampu maka diupayakan untuk mendapatkan beasiswa guna melanjutkan pada jenjang pendidikan yang Lebih tinggi pada Akademi ,strata I,II Dan khusus strata III Bagi birokrat yg sdh menjadi birokrat berbakat hal ini untuk memperbaiki SDM .
    Dengan SDM yg baik secara umum maka mudah untuk Bagaimana menciptakan lapangan pekerjaaan , dan selanjutnya Pemda melakukan kerjasama dengan swasta terhadap Penciptaan lapangan pekerjaaan dengan membuat balai-balai latihan yg kemudian di jadikan pekerja home industry Dan kelompok Kerja Dan terbagi dalam setiap RT yang merupakan satu Tim work dalam satu product yang dalam lingkup RW .dst RW lain Nya adalah product lain namun masih dalam satu rangkaian Kerja .
    Masih lanjut n seterusnya

    Reply
  • 43. win  |  September 23, 2013 at 8:12 pm

    biarpun, meskipun, dan bagaimanapun purwodadi tetep di hati……….. saya yakin teman2 yang asalnya PWDD dan sekarang tdk di PWDD lagi , dalam hati kecilnya dia ingi balik lagi ke PWDD…. ( pulang kampoeng dan membangun kampong )

    Reply
  • 44. afifah syahira  |  October 19, 2013 at 9:07 am

    hemmmmm

    Reply
  • 46. taqin  |  December 11, 2013 at 9:14 am

    melu gabung yo,aku cah deras kedungjati

    Reply
  • 47. Rifqi ahmad fauzi  |  February 20, 2014 at 1:50 pm

    Wah, emang jalan rusak sdh lama belum diperbaiki. Saya brpndapat: harus ada prbaikan jalan yg ada digrobogan. Supaya para investor mau datang dan mendirikan pabrik dikota grobogan ini.

    Reply
  • 48. beli buku online gramedia  |  March 14, 2014 at 8:28 am

    Excellent article. Keep posting such kind of information on
    your site. Im really impressed by your blog.
    Hello there, You have performed a fantastic job. I will definitely digg it and personally suggest to my friends.
    I am sure they will be benefited from this site.

    Reply
  • 49. ali masruri  |  December 20, 2014 at 7:28 am

    Aku yo purwodadi ndaaaaa

    Reply

Leave a reply to win Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Bali NdeSo

telematika indonesia
telematika indonesia

Blog Stats

  • 165,515 hits